Rabu, 12 Agustus 2009

R O T A N


Rotan merupakan salah satu sumber keanekaragaman hayati Indonesia.Indonesia sebagai negara penghasil rotan terbesar di dunia, untuk itu rotan merupakan penghasil devisa yang cukup besar. Rotan-rotan tersebut tersebar di pulau Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi (90 %) sedangkan 10 % sisanya tersebar di pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya yang memiliki hutan alam.

Dari luas keseluruhan hutan tropis Indonesia (120,35 juta ha), seluas 13,2 juta ha ditumbuhi oleh tanaman rotan. Dan di hutan tersebut terdapat 8 marga rotan dengan 300 jenis, sementara yang baru dimanfaatkan sebanyak 51 jenis. Hal ini masih memberikan peluang yang besar dalam pengelolaan rotan, dan rotan perlu untuk dimanfaatkan secara optimal guna mendukung meningkatkan devisa negara serta peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.


PENGELOLAAN ROTAN

Rotan yang umumnya berbentuk bulat dapat diolah menjadi barang jadi maupun setengah jadi. Pengelolaan dalam industri rotan dilakukan dengan memproses rotan bulat tersebut menjadi bagian-bagian rotan seperti kulit dan hati yang masing-masing bagian tersebut kemudian diolah sesuai tujuan dan pemanfaatannya.


Rotan seel (Daemonorojo melanochaetes Bacc) yang telah dibersihkan digosok dengan serbuk gergaji atau sabut kelapa, kemudian dipotong-potong sesuai standar, dan dijemur hingga kering.

Adapun proses pengelolaan rotan meliputi hal-hal sebagai berikut :


1. Penggorengan

Tujuan dari penggorengan rotan adalah untuk menurunkan kadar air agar mudah dan cepat mengering, dan mencegah terjadinya serangan jamur pada rotan tersebut. Penggorengan tersebut dengan mempergunakan minyak solar yang dicampur dengan minyak kelapa.


2. Penggosokkan

Dilakukan penggosokan pada rotan tidak lain bertujuan untuk menghilangkan getah-getah yang masi9h menempel pada kulit rotan tersebut. Penggoisokan dengan mempergunakan kain perca, sabut kelapa atau karung goni yang dicampur dengan serbuk gergaji. Kemudian rotan dicuci dengan air bersih maka rotan akan terlihat cerah dan mengkilap.


3. Pengeringan

Pengeringan rotan dilakukan dengan cara dijemur di terik matahari, dan penjemuran ini dapat berlangsung lama 22 hari hingga 65 hari. Pengeringan akan menghasilkan rotan lebih baik dan mengkilap.


4. Pengupasan dan Pemolesan

Proses ini dilakukan pada jenis rotan yang besar dan dalam keadaan kering untuk menghasilkan rotan yang memiliki diameter secara merata dan warna pun akan lebih seragam.


5.Pembengkokan dan Pelengkungan

Pembengkokan dan pelengkungan dilakukan pada jenis rotan yang berdiameter besar dan sesuai dengan penggunaannya. Dilakkukan dengan cara melunakkannya dengan uap air panas yang disebut steaming yang mempergunakan tabung silinder, agar jaringan pada rotan menjadi lunak sehingga mudsah untuk dilengkungkan sesuai kebutuhan.


6. Pemutihan

Proses pemutihan bertujuan untuk menghilangkan silica dan mengurangi kromofort (gugus penyebab warna) oksidasi terhadap struktur aromatic dari lignin dan karbohidrat. Pemutihan dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen.


7. Pengasapan

Dalam proses ini dilakukan pada rotan yang telah kering namun masih berkulit (alami), yaitu untuk menghasilkan warna kuning dan mengkilap pada rotan. Ini merupakan proses oksidasi rotan dengan belerang agar warna kulit pada rotan lebih putih, dan dilaksanakan di dalam rumah asap yang berbentuk kubah terbuat dari tembok dan balok kayu.


Rotan memiliki peranan penting dalam membantu masyarakat meningkatkan pendapatan. Dan pada umumnya petani atau pencari rotan dalam setiap harinya mendapat penghasilan sebesar Rp 82.500,-. Sedangkan bagi pengrajin, rotan dapat meningkatkan produk dan peralatan rumah tangga, memberikan peluang pasar yang cukup menguntungkan.

Barang-barang kerajinan dengan bahan baku rotan saat ini banyak diminati, baik dari kalangan masyarakat menengah sampai pada masyarakat kelas atas. Kini produk rotan seperti lampit, meubel, keranjang, souvenir, serta berbagai bentuk kerajinan lainnya banyak menghiasi ruang-ruang mewah perumahan elite. Kiranya hal tersebut sangat membantu para pekerja industri rotan, dalam setiap tahunnya mereka dapat menghasilkan pendapatan rata-rata 3-5 juta rupiah.

Produksi rotan akhir-akhir ini semakin meningkat oleh karena banyaknya permintaan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Indonesia sebagai produsen utama jenis-jenis rotan, kini dapat menjadi pemasok utama bahan baku meubel berbahan dasar rotan ke luar negeri disamping produk kerajinan lainnya. Rotan Indonesia mampu bersaing di pasaran dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar