Minggu, 14 Juni 2009

GONDORUKEM


Getah Pinus jika diolah atau dimasak 69 % akan menjadi gondorukem dan 23 % akan menjadi terpentin, sedang sisanya 8 % berupa residu. Di lahan Perhutani pada tahun 2000-an , dari sekitar 300 pohon pinus setiap 14 hari bisa menghasilkan 150 kg getah. Getah pinus sebanyak 150 kg itu jika diolah menjadi gondorukem 103,5 kg dan terpentin sebanyak 34,5 kg.
Gondorukem dalam istilah sehari-hari disebut pine rosin, rosin, colophony, siongka, dsb.Gondorukem merupakan getah yang diambil/disadap dari poohon pinus.Getah tersebut diproses melalui penyulingan air yang kadang-kadang disertai vakum. Residu dari penyulingan disebut GONDORUKEM yang berwarna ambar-bening, sedang fraksi desilatnya adalah terpentin. Berdasarkan warnanya, getah gondorukem diklasifikasikan menjadi beberapa kelas yaitu B,C,D E,F,G,H,I,K,M,N, dan W-G. Kegunaan kelas B,C,D (warna gelap) digunakan untuk industri minyak resin dan vernis gelap. Kelas E,F,G digunakan sebagai bahan penolong dalam industri kertas. Kelas G dan K digunakan untuk industri sabun.

Sementara untuk gondorukem kelas W-G dan W-W (warna pucat) digunakan sebagai bahan vernis warna pucat, scaling wax, bahan peledak, pelapis alat-alat yang dipegang tangan, bahan penggosok senar, bahan solar, bahan cat, tinta cetak, semen, kertas, politur kayu, plastik, kembang api dsb.*sumber:Duta Rimba Edisi 3/Th.1/2006.

2 komentar:

  1. untuk cara pengolahan menjadi gondorukem sendiri gimana caranya yah...???

    BalasHapus
  2. dengan cara menyuling getah pinus yang baru disadap

    BalasHapus