Jelutung merupakan jenis kayu multiguna, selain menghasilkan kayu juga menghasilkan getah. Getah dan kayu jelutung merupakan komoditi perdagangan dalam dan luar negeri/ekspor. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan
Potensi kayu jelutung semakin langka, volume rata-rata 2,46 m3/ha pada tahun 1987 (Badan Intag, 1987. Menurunnya potensi volume rata-rata jelutung disebabkan antara lain tidak dilakukan usaha budidaya secara intensif, eksploitasi sumber daya hutan yang cenderung berlebihan dan kurang memperhatikan prinsip dalam menjaga kelestarian serta kesinambungan ekosistem sumber daya hutan, kebakaran hutan di musim kemarau, konversi kawasan hutan ke sawit dan karet.
Usaha Budidaya Jelutung
Masalah ekonomi dewasa ini adalah kemampuan supply kayu dari hutan alam semakin berkurang, maka orientasi penyelesaian ekonominya adalah membangun sumber supply baru dari hutan tanaman. Pembangunan hutan tanaman untuk jenis jelutung dapat dilakukan pada hutan tanaman industri atau hutan tanaman rakyat. Usaha budidaya ini belum ada penghasilan seperti getah atau kayu karena tanaman ini baru berumur 3-4 tah un (Gambar 1).
Produksi Getah Jelutung
Daerah penghasil getah jelutung di daerah Kalimantan Tengah adalah Pangkalan Bun, Palangkaraya dan Sampit. Selama empat tahun (2003 s/d 2006) daerah terbesar penghasil getah jelutung adalah Pangkalan Bun (Lihat Grafik di bawah ini). Produksi dari ketiga daerah ini dijual ke pedagang besar /eksportir di Sampit.
Tabel 6. Produksi Getah Jelutung di daerah Propinsi Kalimantan Tengah
Daerah Kab. | Tahun (Kg) | ||||
2003 | 2004 | 2005 | 2006 | Rata2 | |
Kab. Pangkalan Bun | 423.242 | 493.012 | 421.770 | 564.923 | |
Palangka Raya | 428.739 | 454.214 | 180.530 | 67.840 | |
Sampit | 185.933 | 115.440 | 30.081 | 60.993 | |
Jumlah | 1.037.914 | 1.062.666 | 632.381 | 693.756 | |
Sumber: Pedagang besar/Eksportir Getah Jelutung, Sampit 2007.
Ekspor Getah Jelutung
Tabel 7. Realisasi Ekspor Getah Jelutung di Kalimantan Tengah
Tahun | Volume (ton) | Nilai (USD) | Nilai Rata-rata/ton (USD) | Harga rata/kg ditingkat buyer LN (USD) | Tujuan Ekspor |
2000 | 96 | 476.800,00 | 4.966,70 | 0,50 | Jepang |
2001 | 128 | 587.840,00 | 4.592,50 | 0,50 | Jepang |
2002 | 176 | 792.000,00 | 4.500,00 | 0,45 | Jepang |
2003 | 192 | 902.400,00 | 4.700,00 | 4,70 | Jepang |
2004 | 192 | 902.400,00 | 4.700,00 | 4,70 | Jepang |
2005 | 176 | 827.200,00 | 4.700,00 | 4,70 | Jepang |
2006 | 176 | 827.200,00 | 4.700,00 | 4,70 | Jepang |
Jumlah | 1136 | | | | |
Rata-rata | 162,29 | | | | |
Sumber : Produsen dan Eksportir Getah Jelutung, Sampit, 2007.
Nialai Ekonomi Jelutung
- Getah Jelutung
Dari perkiraan produksi getah jelutung 0,1 sampai dengan -0,6 kg per batang tiap satu kali sadap. Dalam satu tahun rata-rata pebnyadapan dilakukan 40 kali, dengan asumsi harga getah Rp. 3000 per kilogram. Jumlah pohon dalam 1 hetar 200 pohon, maka nilai ekonomi getah jelutung setiap tahunnya berkisar antara Rp. 2.400.000,- sampai Rp. 13. 440.000,-.
- Kayu Jelutung
Riap diameter pohon jelutung adalah 1,58 cm per tahun, maka pada umur ± 25 tahun pohon jelutung sudah dapat dipanen untuk keperluan bahan baku pensil slate atau kayu lapis dengan diameter 35 cm lebih.
Jika rata-rata pohon bebas cabang mencapai 15 cm meter, maka volume tiap pohon rata-rata 2,94 m3. Dengan kerapatan pohon mencapai 200 pohon/hektar, maka volume rata-rata per hektarnya ± 588 m3. Dengan asumsi harga kayu bulat jelutung di tingkat masyarakat Rp. 200.000,- per meter kubik, maka dapat diperoleh nilai ekonomi dari jenis kayu jelutung Rp. 117.600.000,-
Keuntungan Usaha Budidaya Jelutung
Usaha budidaya jelutung selain dapat dilakukan dalam kawasan hutan tanaman industri/HTI juga dapat dilaksanakan di hutan rakyat. Dalam analisis usaha budidaya jelutung pada hutan rakyat, luas tanah yang dipergunakan 1 hektar. Biaya tanah dihitung dalam bentuk nilai sewa tanah.
Pendapatan
Jelutung pada umur 8 tahun dapat disadap. Hasil sadapan rata-rata per pohon pada umur 8 tahun s/d 12 tahun 3 kilogram per bulan per pohon. Pada umur 13 tahun s/d 30 tahun menghasilkan getah 5 kilogram per pohon per bulan. Selanjutnya produksi getah akan menurun, seiring dengan penambahan umur pohon. Pada umur 35 tahun setelah berdiameter 40 cm, tinggi pohon 15 meter, jelutung sebaiknya ditebang untuk diremajakan kembali. Setiap batang akan menghasilkan kayu 1,88 m3. Usaha budidaya jelutung selain dapat dilakukan dalam kawasan hutan tanaman industri/HTI juga dapat dilaksanakan di hutan rakyat.*Sumber:MKI-2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar