Terjadi 5 Tahun sekali
Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak berlangsung setiap tahun. Periode pembungaan umumnya antara dua sampai empat tahun sekali. Panen raya jenis-jenis dipterokarpa terakhir terjadi pada bulan Januari – Febuari 2005, jadi selama empat tahun tidak ada bunga dan buah. Panen raya dipterokarpa biasanya diawali dengan adanya musim kering yang panjang. Musim kering di Asia Tenggara dikaitkan dengan kejadian el-nino di samudra pasifik. Pada tahun 2009 ini dilaporkan kemunculan fenomena el-nino. Oleh sebab itu setelah lima tahun tidak ada bunga dan buah, pada awal tahun 2010 diramalkan akan terjadi panen raya dipterokarpa.
Panen raya buah jenis-jenis dipterokarpa merupakan fenomena penting bagi kelangsungan hidup jenis-jenis dipterokarpa yang populasinya semakin sempit. Oleh sebab itu panen raya buah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbagai program penanaman dipterokarpa seperti program SILIN dan program konservasi. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam bekerjasama dengan berbagai institusi merencanakan untuk melaksanakan eksplorasi buah dipterokarpa saat panen raya yang diprediksi akan terjadi pada awal tahun 2010. Tujuan dari eksplorasi buah dipterokarpa adalah :
1. Konservasi jenis-jenis dipterokarpa. Dewasa ini baru sekitar 60 jenis dipterokarpa yang telah dibudidayakan, masih ada sekitar 300 jenis yang belum diketahui keberadaannya. Oleh sebab itu dalam eksplorasi buah dipterokarpa diharapkan dapat dikoleksi sebanyak-banyaknya jenis (species) dari keluarga dipterokarpa.
2. Membangun sumber benih dipterokarpa. Sumber benih yang dibangun lebh diarahkan sebagai populasi dasar (base population) untuk program pemuliaan lebih lanjut. Oleh sebab itu untuk setiap jenisnya diharapkan benih dapat dikumpulkan dari minimal 30 pohon induk yang tidak berkerabat.
3. Studi kekerabatan dan keragaman genetik jenis target dari tiga populasi. Eksplorasi buah dipterokarpa akan dilakkan secara serentak di tiga populasi alam. Studi keragaman genetik akan dilakukan pada aspek fenotipik serta aspek biologi molekulernya.
4. Pengadaan bibit jenis-jenis target. Program SILIN telah dilaksanakan disekitar 25 IUPHHK. Setiap tahunnya diperlukan kurang lebih 5 juta bibit dari jenis target dipterokarpa oleh 6 IUPHHK yang menerapkan sistim silvikultur TPTJ dengan SILIN.
Kegiatan eksplorasi benih ini direncanakan dilakukan di tiga populasi yaitu Kalteng, Kalbar dan Kaltim. Pedoman ini disusun sebagai petunjuk bagi personel pelaksana eksplorasi dalam pengumpulan benih. Pengunduhan akan dilaksanakan pada saat buah masak yang diperkirakan berlangsung pada bulan Januari – Maret 2010. (Sumber:www.dephut.go.id)